Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Terjebak dalam Resin Kayu, Burung Ini Terawetkan Selama 100 Juta Tahun

Terjebak dalam Resin Kayu, Burung Ini Terawetkan Selama 100 Juta Tahun   KOMPAS.com --  Peneliti menemukan sisa-sisa spesimen   burung purba yang terawetkan dalam ambar atau resin kayu.   Burung   purba yang diperkirakan hidup sekitar 100 juta tahun yang lalu ini setidaknya mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana kehidupan pada saat itu. Di dalam ambar tersebut, terlihat kepala, ekor, leher   burung, dan bahkan juga sayap beserta kakinya. Potongan resin pohon dengan sempurna mengawetkan bulu, daging dan kuku   burung. "Ini merupakan tampilan terlengkap dan terperinci yang pernah kami miliki dan ini sungguh menakjubkan," kata Ryan McKellar dari Museum Royal Saskatchewan, Kanada, seperti dikutip dari   Science Alert , Jumat (9/6/2017).  Hasil rekonstruksi burung Enantiornithes  (Cheung Chung Tat) Tim peneliti menduga jika   burung   kecil ini jatuh dalam genangan getah sesaat setelah menetas, kemudian terjebak dalam cairan mirip tar itu. Meski penel

Kabar Dari Prasasti Tentang Saluran Air (Bagian 1)

Kabar Dari Prasasti Tentang Saluran Air  (The Dam Inscription Series - 1)  Sudetan di Prasasti Tugu Dari sudetan laut di Jakarta hingga suratan do’a mendapatkan kebahagiaan dari Palembang, semua ada dalam prasasti tentang saluran air. Sebelumnya kita mengenal Prasasti Harinjing yang peristiwa di dalamnya ditetapkan menjadi harijadi Kabupaten Kediri tiap tahunnya, bertepatan dengan tanggal 25 Maret sesuai dengan bunyi pasal 1 surat keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kediri pada tanggal 22 Januari 1985 nomor 82 tahun 1985 oleh pejabat Bupati Drs. Usri Sastradiredja . Prasasti Harinjing memperingati peristiwa pembuatan tanggul kali/saluran air di Culangi oleh tokoh masyarakat masa itu bernama Bhagawanta D harī. Prasasti ini bisa diibaratkan seperti surat keputusan Raja atau pejabat pembantu raja yang sedang dirapel, karena ada 3 peristiwa berbeda waktu yang digabung dalam satu batu prasasti. Mungkin itu lazim dilakukan di jamannya oleh raja maupun pembantunya. prasasti ini

Terungkap, Orang Indonesia Sudah Pintar Bikin Perhiasan sejak Zaman Es

Terungkap, Orang Indonesia Sudah Pintar Bikin Perhiasan sejak Zaman Es KOMPAS.com   - Bangsa Indonesia ternyata sudah mengembangkan kesenian sejak zaman es. Riset yang dilakukan oleh tim peneliti Indonesia dan   Australia   berhasil mengungkap jejak kesenian masa lampau tersebut. Peneliti menemukan cangkang kerang, kuku elang, tulang babirusa, dan tulang hewan berkantung yang pada masanya dipakai sebagai perhiasan. "Temuan ini menunjukkan bahwa tradisi bersolek sebagai salah satu bentuk berkesenian telah berkembang puluhan ribu tahun," kata Iwan Sumantri, arkeolog Universitas Hasanuddin yang terlibat riset. "Tradisi bersolek itu malah mungkin lebih tua dari tradisi membuat lukisan gua," imbuh Iwan ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (4/4/2017). Artefak bukti kebiasaan bersolek dan berkesenian itu ditemukan di Leang Bulu Bettue, sebuah gua di Sulewasi yang kaya peninggalan arkeologis, termasuk lukisan gua. Tulang kuskus yang menjadi bagian liontin beryusia 22.0

Yang Tersurat dari Prasasti Harinjing

Yang Tersurat dari Prasasti Hari ñ ji ŋ Bagian Depan ( Recto ) ❶ swasti śakawarṣātīta 706 (=702) caitra; ❷ māsa tith ī   ĕ ka daśī śuklapakṣa wāra ha. wa. so. ta tkā- ; ❸ la bhagawanta b ā r ī (=dharī) i culaŋgi sumak ṣ yakan s ī m ā nira n mula ḍ awu-; ❹ han gawai nira kali i hariñji ŋ hana ta l ĕ ma ḥ ḍ apu bhi saŋ apati ḥ a; ❺ tuha kamwah deni kali hineyan l ĕ ma ḥ satamwah de bhagawanta b ā r ī (=dharī) (Atmodjo, 1985:49-52) Lafal di atas disadur dari uraian Prasasti Hari ñ jiŋ A (726 Śaka /804 Masehi) yang menjadi dasar penetapan harijadi Kabupaten Kediri hingga saat ini. Pandangan di atas disampaikan Drs. MM. Soekarto Karto Atmodjo (1985), seorang epigraf dari Universitas Gajah Mada dalam artikel “Sekitar Masalah Sejarah Kadiri Kuna”, yang diterbitkan Lembaga Javanologi dan Universitas Kadiri. Apakah Prasasti Harinjing itu? Kita perlu tahu dulu, apa itu prasasti? Kata “prasasti” berasal dari bahasa Sansekerta, praśāst i yang arti halfiahnya bermakna “puji-pujian”, dan