Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Artefaktual

Menara Eiffel 1898 dari Tasikmalaya

Menara Eiffel 1898 dari Tasikmalaya   Sejarah pernah mencatat bahwa ada t iruan Menara Eiffel dari bambu yang pernah dibangun di Tasikmalaya, Menara Eiffel tiruan tersebut didirikann untuk menghormati penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898. Dan replika ini dirancang dan dibangun oleh A. H. van Bebber, seorang pejabat inspektur bangunan keairan. (Photo Koleksi Museum Tropen, Belanda, 1898) Pada saat itu pun dilakukan pesta rakyat dengan keramaian dan parade kesenian rakyat Tasikmalaya seperti yang tercatat pada dokumentasi koleksi Museum Tropen di Belanda. (Photo Koleksi Museum Tropen, Belanda, 1898) Acara tersebut dilaksanakan untuk turut merayakan penobatan Ratu Wilhelmina yang dikukuhkan sebagai Ratu Kerajaan Belanda dalam usian 18 tahun. penobatan itu berlangsung pada tanggal 6 September 1989 di   Nieuwe Kerk ,  Amsterdam. (Lukisan  Thérèse Schwartze, 1898) (Sumber : Photo Collectie TropenMuseum 1898; Lukisan Thérèse Schw...

Situs Candi (Petirtaan) Kepung

Situs Candi (Petirtaan) Kepung 1. Lokasi dan Stratigrafi Situs Jatimulyo terletak di dusun Jatimulyo, desa Kepung, kabupaten Kediri yang secara geografis terletak pada koordinat  7 O 40 I 20 II LS  dan  112 O 15 I 35 II BT  dari meridian Jakarta. Jarak antara desa Kepung dengan kota Kediri sekitar 40 km, atau kurang lebih 20 km dari Pare. Situs Jatimulyo ditemukan pada tahun 1983, berupa bangunan petirtaan yang ada di halaman rumah Bapak Sukemi. Bangunan ini semuanya tertutup tufa vulkanik hasil erupsi Gunung Kelud. Menurut Bammelen (1949), Gunung Kelud dengan ketinggian 1731 m termasuk dalam Zona Solo yang terbentuk dari sederetan besar kelompok Vulkan Kuarter dengan dataran antar pegunungan dimulai dari Sundoro dan Sumbing (Jawa tengah) hingga Arjuno (Jawa Timur). Gunung Kelud merupakan gunungapi yang bercirikan lahar panas dan dingin. Morfologinya tidak teratur, terdapat pundak-pundak tajam dan lembah-lembah yang curam. Oleh karena itu ...

Yang Tersurat dari Prasasti Harinjing

Yang Tersurat dari Prasasti Hari ñ ji ŋ Bagian Depan ( Recto ) ❶ swasti śakawarṣātīta 706 (=702) caitra; ❷ māsa tith ī   ĕ ka daśī śuklapakṣa wāra ha. wa. so. ta tkā- ; ❸ la bhagawanta b ā r ī (=dharī) i culaŋgi sumak ṣ yakan s ī m ā nira n mula ḍ awu-; ❹ han gawai nira kali i hariñji ŋ hana ta l ĕ ma ḥ ḍ apu bhi saŋ apati ḥ a; ❺ tuha kamwah deni kali hineyan l ĕ ma ḥ satamwah de bhagawanta b ā r ī (=dharī) (Atmodjo, 1985:49-52) Lafal di atas disadur dari uraian Prasasti Hari ñ jiŋ A (726 Śaka /804 Masehi) yang menjadi dasar penetapan harijadi Kabupaten Kediri hingga saat ini. Pandangan di atas disampaikan Drs. MM. Soekarto Karto Atmodjo (1985), seorang epigraf dari Universitas Gajah Mada dalam artikel “Sekitar Masalah Sejarah Kadiri Kuna”, yang diterbitkan Lembaga Javanologi dan Universitas Kadiri. Apakah Prasasti Harinjing itu? Kita perlu tahu dulu, apa itu prasasti? Kata “prasasti” berasal dari bahasa Sansekerta, praśāst i yang arti halfiahnya bermakna “puji-pujian”,...

perdhikan lurah i wetan daha

Perdhikan lurah i wetan daha … Perjalanan  pulang  Raja Hayam Wuruk dari Palah… Menurut uraian Nagarakrtagama ( Desawarnana ) menyebutkan dalam Pupuh 61:2 memberikan penjelasan perjalanan Raja Hayam Wuruk menuju ke selatan Blitar : ❷ ndan ri çakha tri tanu rawi riɳ weçaka, çri natha muja mara ri palah sabhrtya, jambat siɳ ramya pinaraniran / lanlitya, ri lwaɳ wentar mmanuri balitar mwaɳ jimbe (Kern 1919). Menyebutkan Raja Hayam Wuruk (çri natha) pada Tahun Saka 1283 (tiga badan dan bulan) Bulan Waisaka, baginda raja berangkat menyekar ke Palah, kemudian mampir ke Lawang Wentar, Balitar dan Jimbe. Kemudian pada uraian pupuh berikutnya, Pupuh 62:2 menyebutkan : ❷ çri narapaty amargga ri jukuɳ jo yanabajran / pamurwwa, prapta raryyan i bajralaksmin amgil / ri çurabhane sudarmma; Pada saat pulang dari Palah (Ribut Palah), Raja Hayam Wuruk (çri narapaty ) mengambil jalan Jukung, Jnanabajra terus k timur, berhenti di Bajralaksmi dan bermalam di pedharmaan S...